KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan piutang pembiayaan multifinance terus menunjukkan perlambatan dari bulan ke bulan. Berdasarkan data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhannya makin melambat menjadi 2,83% YoY dengan nilai Rp 504,58 triliun per Mei 2025.
Mengenai hal itu, Praktisi dan Pengamat Industri Pembiayaan Jodjana Jody memproyeksikan piutang pembiayaan multifinance kemungkinan tak bisa tumbuh signifikan hingga akhir tahun ini. Dia bahkan memperkirakan pertumbuhan hanya akan berada di level single digit saja.
"Pertumbuhan diproyeksikan di bawah dobel digit. Untuk tumbuh 5% saja sudah bagus," katanya kepada Kontan, Senin (21/7).
Jody mengatakan proyeksi itu tak terlepas dari tantangan yang menghantui industri multifinance pada tahun ini sehingga menyebabkan pertumbuhan piutang pembiayaan terus melambat. Dia bilang salah satu tantangan yang paling dirasakan industri adalah lesunya penjualan kendaraan bermotor. Sebab, selama ini, mayoritas perusahaan multifinance mengandalkan kinerja dari segmen pembiayaan kendaraan bermotor.
"Memang industri multifinance merasakan tantangan berat karena sangat bergantung dengan otomotif roda empat dan dua yang trennya juga sedang turun," ujarnya.
Lebih lanjut, Jody mengatakan perusahaan multifinance harus bisa membaca peluang yang ada dan alternatif pembiayaan untuk bisa menggenjot kinerja hingga akhir tahun ini. Dia menyampaikan sejumlah peluang yang bisa dilirik, yakni rencana Makan Bergizi Gratis (MBG), hilirisasi pertanian dan pertambangan, hingga pembangunan perumahan.
Sebagai informasi, sejak awal tahun, tepatnya per Januari 2025, piutang pembiayaan multifinance tumbuh sebesar 6,04% secara Year on Year (YoY) dengan nilai Rp 504,33 triliun.
Angka pertumbuhannya melambat per Februari 2025 tercatat sebesar 5,92% YoY dengan nilai Rp 507,02 triliun. Selanjutnya, per Maret 2025 tercatat tumbuh 4,60% YoY dengan nilai Rp 510,97 triliun.
Per April 2025, hanya tumbuh sebesar 3,67% YoY, dengan nilai Rp 504,18 triliun per April 2025. Pertumbuhannya makin melambat menjadi 2,83% YoY dengan nilai Rp 504,58 triliun per Mei 2025.